Realisme dalam Ekonomi Politik Global
Apa Itu Realisme dan Merkantilisme?
-
Realisme
adalah usaha mendapatkan kekuatan melalu kekuatan militer atau ekonomi.
-
Merkantilisme
adalah turunan realisme dalam ilmu ekonomi.
Merkantilisme muncul karena para penganut perspektif realisme percaya
bahwa “negara harus bisa meraih kekuataan melalui berbagai aspek termasuk
ekonomi serta melindunginya. Merkantilisme berasal dari zaman kolonial dan
pemikirnya adalah Jean Baptis Colbert. Merkantilisme menggunakan konsep Zero Sum:
-
Berhasil
meraih kekuatan/keuntungan : win (plus)
-
Gagal
meraih kekuatan/keuntungan : lose
Dalam konsep ini tidak terdapat kerja sama, melainkan “untung dan rugi”.
Konsep ini digagas oleh David Hume sebelum munculnya konsep “Absolute
Advantage”.
Dalam konsep merkantilisme, dikenal
istilah “mother country” (negara induk/negara penjajag) dan “colony”
(koloni/negara yang dijajah). Berdasarkan konsepnya, mother country melakukan
kolonialisasi terhadap negara lain melalui kekuatan dan hegemoni yang dimiliknya,
kemudian mengeruk sumber daya yang tersedia serta meningkatkan keuntungan
melalui monopoli. Terdapat peraturan bahwa koloni harus berdagang dan
memberikan supply sumber daya mentah kepada negara penjajah dan tidak boleh
berdagang dengan sesame negara koloni.
Prinsip merkantilisme adalah melindungi kepentingan sendiri dengan
melakukan proteksionis, yaitu menaikkan biaya impor dan menurunkan biaya ekspor
dan adanya tarif pada balance of trade (pada masa VOC di Indonesia).
Dampak
Merkantilisme
-
Terjadinya
penjajahan dan terus berkembang sejak awal berkembangnya konsep merkantilisme
tahun 1500an
-
Meruginya
negara koloni, dan terasa dampaknya hingga sekarang
-
Terjadinya
“westernisasi”
-
Terjadinya
perubahan besar dalam sejarah dan peraturan politik dunia
Varian
Merkantilisme dan Urutan Sistem Ekonomi Dunia
1)
Varian
Merkantilisme
Merkantilisme
klasik, “National Economy”, Neo-merkantilisme
2)
Skema
Perkembangan (urutan) sistem ekonomi dunia
*liberalisme
dan national economy diterapkan di negara/kawasan yang berbeda
Perbandingan
Berbagai Varian Merkantilisme
1)
Merkantilisme
Klasik – Berorientasi pada keuntungan dan peningkatan kekuasaan negara
2)
National
Economy – Segala kegiatan ekonomi didasarkan rasa cinta pada negara
(nasionalisme)
3)
Neo-Merkantilisme
– Melakukan intervensi guna mencapai kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi
Kebijakan
Terkait Neo-Merkantilisme
1)
Alexander
Hamilton – menggagas neo-merkantilisme, membuat bait sentral
2)
Fredrich
List – kedepankan peningkatan ekonomi dalam Agrikultur
3)
Menekankan
peran negara dalam perekonomian bukan ebagai agen demi mencapai perdamaian,
namun dengan tujuan mencapai kepentingan sendiri
4)
Negara
berkembang dan neo merkantilisme
(a)
Memfasilitasi
dan memimpin pembangunan negara. Apabila terdapat kendala, pemerintah cenderung
melakukan tindakan represif
(b)
Pemerintah
cenderung otoriter
(c)
Memiliki
BUMN untuk meningkatkan keuntungan negara (state kapitalism)
5)
Cara
negara mengintervensi Pasar menurut Neo-merkantilisme
(a)
Mengontrol pasar (adanya regulasi)
(b)
Mengurangi
pengangguran dengan membuka usaha rakyat
(c)
Adanya
regulasi industry dengan melakukan pengumpulan pajak
(d)
Mengutamakan
pembangunan perusahaan nasional (BUMN)
(e)
Negara
mensubsidi pensiunan
(f)
Merendahkan
pajak ekspor dan meninggikan biaya impor
Akibat
Perkembangan Neo-Merkantilisme
1)
Development
Store : Berkembangnya negara-negara berkembang ke arah ekonomi industri,
umumnya pemerintah bersifat otoriter. Contoh: Taiwan, Tiongkok, Korea.
2)
State
Capitalism : Mengutamakan produksi dalam negeri secara besar-besaran dengan
mendorong produksi perusahaan nasional negara. Contoh: Tiongkok
Kritik
Neo-Merkantilisme Terhadap Pandangan Liberal
Menurut
neo-merkantilisme, pasar perlu diintervansi, karena walaupun dapat berjalan
dengan sendirinya tetap terdapat berbagai kemungkinan dan berbagai dampak
negatif yang harus diminimalisir. Pemikiran pasar bebas liberalism juga dinilai
merupakan padangan merkantilisme karena merupakan kerja sama untuk meningkatkan
power. Selain itu, pandangan liberal terlalu bersifat utopis karena pasar tidak
“sejujur” yang diasumsikan liberal.
No comments:
Post a Comment