Liberalisme dalam Ekonomi Politik Global
Liberalisme pada awalnya muncul dan
berkembang di Perancis, dimana pada saat itu para pengusaha meminta agar
pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap pasar. Salah satu ungkapan
terkenal dari renggang liberalisme adalah ungkapan Francois Quesmay yang
mengatakan “biarlah pasar berkembang sebagaimana mestinya.”
Para pendukung liberaliesme percaya bahwa
walaupun manusia cenderung egois, namun manusia sebagai mahluk sosial juga
dituntut untuk bertindak rasional, sehingga tidak dapat mengelak dari kerja
sama. Bahwa manusia lebih mengutamakan rasional dan lebih mengutamakan kerja
sama daripada peperangan dalam mencapai tujuannya. Manusia bersifat kompetitif,
tidak mengedepankan emosi dan mengutamakan pencapaian tujuan secara damai.
Lebih lanjut, dalam bidang perekonomian kaum liberal percaya bahwa perlu adanya
perlindungan kepemilikan dan hak pribadi serta kesejahteraan buruh demi memastikan
lancarnya kegiatan ekonomi.
Pandangan
Adam Smith
Adam Smith memiliki dasar pemikiran: “Laissez
faire, laissez passer” (let it be, let it pass) mengenai ekonomi dan pasar.
Smith percaya bahwa perdagangan internasional harus bersifat bebas dan pasar
harus dibiarkan berjalan dengan sendirinya karena pasar dapat menjalankan
sendiri sistemnya tanpa campur tangan pemerintah dengan mengandalkan adanya
permintaan dan penawaran pasar. Pemikiran ini dikenal dengan teori “inivisible
hand”. Selain itu, Smith juga
mengemukakan pentingnya efisiensi dalam produksi barang.
Menurut Smith, kapitalisme menorong pertumbuhan ekonomi sehingga negara
perlu mendukung kebebasan dalam hak kepemilikan individu (private property),
membentuk badan yang mendukung perekonomian individu dengan negara sebagai
legulator, memfasilitasi perdagangan (commodity production), dan mendukung
international trade atau pasar bebas.
Selain itu, Smith mengemukakan mengenai Division of labor atau
mempekerjakan seseorang dengan pembagian pekerjaan.
Pandangan
David Ricardo
Hampir sama seperti Smith, David menilai bahwa perekonomian khususnya
pasar harus bebas dari intervensi negara. Pasar tidak perlu diintervensi oleh
pemerintah karena dapat mengganggu keseimbangan pasar. Negara hanya perlu
melakukan eskpor barang yang efisien melalui perdagangan internasional. Dan
juga sama seperti Smith, Daid berpendapat bahwa pasar bisa berjalan dengan
sendirinya dengan menyerahkan pasar sepenuhnya pada supply and demand akan
tetapi perlu adanya pertimbangan yang matang untuk memastikan efisiensi
produksi.
David menggunakan teori comparative advantages atau teori dimana
memproduksi barang hanya apabila biaya produksi lebih kecil dari pembelian).
Pandangan
John Stuart Mill
Mill sepenuhya mempercayai kemampuan
individu di atas segalanya sehingga negara hanya berperan untuk memperbaiki
sistem pasar berupa kelemahan atau kesalahana pasar, bukan mengatur pasar. Tetapi
Mill juga percaya bahwa para pelaku ekonomi berperan dengan tindakan yang
mereka lakukan, sehingga tetap perlu diintervensi oleh pemerintah. Mill mengutamakan fasilitas pendukung untuk individu dengan negara mengambil
tindakan selektif, yaitu fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi.
Mill berpendapat keadaan ekonomi dan
pasar yang terlalu kapitalis memperburuk keadaan dengan banyaknya kaum buruh
yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya dan pemerasan buruh oleh kaum kapitalis,
sehingga pemikiran mulai bermunculan untuk mengembalikan peran negara terhadap
pasar.
Pandangan John
Maynard Keynes
Keynes merekomendasikan agar perekonomian
tidak begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar, namun diperlukan peran
pemerintah (menggabungkan negara dan pasar). Terdapat teori Keynes yang disebut
“Keynesian Compremise”:
1) Dalam
Keynesian Compremise terdapat beberapa ketetapan yang ditentukan Keynes untuk
perekonomian bagi negara: (a) Campur
tangan pemerintah dalam kebijakan ekonomi seperti membuka lapangan pekerjaan
seluas-luasnya; (b) Permintaan tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak
semua income akan dibelanjakan tetapi sebagian ditabung, maka negara harus
mengambil kebijakan untuk menaikkan keinginan usaha sehingga uang beredar di
masyarakat.
2) Membuka
pasar bebas dan kerja sama internasional adalah sebagai inti perubahan ekonomi.
3) Mendorong
ekonomi lewat rezim internasional.
Bagaimana
Liberal memandang Hegemoni?
Menurut kaum liberal, hegemoni dimiliki
oleh negara yang mempunyai pengaruh ekonomi bersar di dunia, sehingga cara
memperbutkan hegemoni adalah dengan perang perekonomian atau perang dagang.
Setelah pemikiran Keynes, mulai muncul
pemikiran sosialis dimana sector ekonomi didominasi seutuhnya oleh negara.
Keadaan ini juga memberikan dampak di masyarakat sehingga pemikiran liberal
kembali muncul sebagai neo-liberalis.
PEMIKIRAN
AHLI NEO-LIBERALISME
Pandangan
Friedrich A. Hayek
-
Menganggap
adanya ketergantungan dengan negara
-
Apabila
ekonomi bergantung pada negara maka negara akan mendominasi lalu mengarah pada
sosialis.
-
Menganggap
intervensi negara akan ekonomi selalu bersifat negative
-
Menolak
distribusi kekayaan
Pandangan
Ronald Reagan
Sang mantan presiden Amerika Serikat
memiliki pemikiran dalam ekonomi yang disebut “Reaganomics” dimana untuk
memperluas pemotongan pajak (tax cuts) perlu mengurang belanja negara,
meningkatkan belanja militer, dan menderegulasi pasar domestik. Hal ini
dilakukan untuk mempernaiki keadaan stagflation (stagflasi) Amerika Serikat
tahun 1976. Ronald Regan juga menyuarakan kembali pengakuan hak-hak individu.
Pandangan
Milton Friedman
Friedman mengutamakan dan mempercayai
mekanisme pasar seutuhnya.
Kritik
terhadap Liberalisme dan Neo-liberalisme
-
Bersifat
tidak adil (mengutamakan egoistic individu)
-
Keuntungan
hanya pada satu pihak
-
Tidak
adil kepada pihak kecil dan memakmurkan pihak yang untung saja
Pengaruh
liberalisme pada masa kini
Pada masa kini liberalisme kembali muncul
sebagai solusi dari berbagai keluhan di masyarakat. Ekonom dan pemerintah masih
mempercayai dampak baik liberal. Liberalisme juga dinilai mudah dipahami dan
dijalankan dalam ekonomi negara.
Heterodox
Interventionist Liberals (HILs) dan Orthodox Economic Liberals (OELs)
1)
Orthodox
Economic Liberals (OELs)
(a)
Mengutamakan
kemampuan individu sepenuhnya
(b)
No
intervention
(c)
Mengutamakan
pasar, khusunya free trade
(d)
Negara
sebagai penyedia fasilitas atau pendukung individu
2)
Heterodox
Interventionist Liberals (HILs)
Tetap percaya akan kebebasan individu dalam ekonomi
namun mendukung adanya intervensi negara.
No comments:
Post a Comment