Tuesday, December 25, 2018

Ekonomi Politik Global: Liberalisme



Liberalisme dalam Ekonomi Politik Global


      Liberalisme pada awalnya muncul dan berkembang di Perancis, dimana pada saat itu para pengusaha meminta agar pemerintah tidak melakukan intervensi terhadap pasar. Salah satu ungkapan terkenal dari renggang liberalisme adalah ungkapan Francois Quesmay yang mengatakan “biarlah pasar berkembang sebagaimana mestinya.”
      Para pendukung liberaliesme percaya bahwa walaupun manusia cenderung egois, namun manusia sebagai mahluk sosial juga dituntut untuk bertindak rasional, sehingga tidak dapat mengelak dari kerja sama. Bahwa manusia lebih mengutamakan rasional dan lebih mengutamakan kerja sama daripada peperangan dalam mencapai tujuannya. Manusia bersifat kompetitif, tidak mengedepankan emosi dan mengutamakan pencapaian tujuan secara damai. Lebih lanjut, dalam bidang perekonomian kaum liberal percaya bahwa perlu adanya perlindungan kepemilikan dan hak pribadi serta kesejahteraan buruh demi memastikan lancarnya kegiatan ekonomi.


Pandangan Adam Smith

      Adam Smith memiliki dasar pemikiran: “Laissez faire, laissez passer” (let it be, let it pass) mengenai ekonomi dan pasar. Smith percaya bahwa perdagangan internasional harus bersifat bebas dan pasar harus dibiarkan berjalan dengan sendirinya karena pasar dapat menjalankan sendiri sistemnya tanpa campur tangan pemerintah dengan mengandalkan adanya permintaan dan penawaran pasar. Pemikiran ini dikenal dengan teori “inivisible hand”.  Selain itu, Smith juga mengemukakan pentingnya efisiensi dalam produksi barang.
Menurut Smith, kapitalisme menorong pertumbuhan ekonomi sehingga negara perlu mendukung kebebasan dalam hak kepemilikan individu (private property), membentuk badan yang mendukung perekonomian individu dengan negara sebagai legulator, memfasilitasi perdagangan (commodity production), dan mendukung international trade atau pasar bebas.
Selain itu, Smith mengemukakan mengenai Division of labor atau mempekerjakan seseorang dengan pembagian pekerjaan.


Pandangan David Ricardo

Hampir sama seperti Smith, David menilai bahwa perekonomian khususnya pasar harus bebas dari intervensi negara. Pasar tidak perlu diintervensi oleh pemerintah karena dapat mengganggu keseimbangan pasar. Negara hanya perlu melakukan eskpor barang yang efisien melalui perdagangan internasional. Dan juga sama seperti Smith, Daid berpendapat bahwa pasar bisa berjalan dengan sendirinya dengan menyerahkan pasar sepenuhnya pada supply and demand akan tetapi perlu adanya pertimbangan yang matang untuk memastikan efisiensi produksi.
David menggunakan teori comparative advantages atau teori dimana memproduksi barang hanya apabila biaya produksi lebih kecil dari pembelian).


Pandangan John Stuart Mill

      Mill sepenuhya mempercayai kemampuan individu di atas segalanya sehingga negara hanya berperan untuk memperbaiki sistem pasar berupa kelemahan atau kesalahana pasar, bukan mengatur pasar. Tetapi Mill juga percaya bahwa para pelaku ekonomi berperan dengan tindakan yang mereka lakukan, sehingga tetap perlu diintervensi oleh pemerintah. Mill mengutamakan fasilitas pendukung untuk individu dengan negara mengambil tindakan selektif, yaitu fungsi distribusi dan fungsi stabilisasi.
      Mill berpendapat keadaan ekonomi dan pasar yang terlalu kapitalis memperburuk keadaan dengan banyaknya kaum buruh yang tidak dapat memenuhi kebutuhannya dan pemerasan buruh oleh kaum kapitalis, sehingga pemikiran mulai bermunculan untuk mengembalikan peran negara terhadap pasar.


Pandangan John Maynard Keynes

      Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak begitu saja diserahkan kepada mekanisme pasar, namun diperlukan peran pemerintah (menggabungkan negara dan pasar). Terdapat teori Keynes yang disebut “Keynesian Compremise”:
1)    Dalam Keynesian Compremise terdapat beberapa ketetapan yang ditentukan Keynes untuk perekonomian  bagi negara: (a) Campur tangan pemerintah dalam kebijakan ekonomi seperti membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya; (b) Permintaan tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak semua income akan dibelanjakan tetapi sebagian ditabung, maka negara harus mengambil kebijakan untuk menaikkan keinginan usaha sehingga uang beredar di masyarakat.
2)   Membuka pasar bebas dan kerja sama internasional adalah sebagai inti perubahan ekonomi.
3)     Mendorong ekonomi lewat rezim internasional.


Bagaimana Liberal memandang Hegemoni?
      Menurut kaum liberal, hegemoni dimiliki oleh negara yang mempunyai pengaruh ekonomi bersar di dunia, sehingga cara memperbutkan hegemoni adalah dengan perang perekonomian atau perang dagang.
      Setelah pemikiran Keynes, mulai muncul pemikiran sosialis dimana sector ekonomi didominasi seutuhnya oleh negara. Keadaan ini juga memberikan dampak di masyarakat sehingga pemikiran liberal kembali muncul sebagai neo-liberalis.

PEMIKIRAN AHLI NEO-LIBERALISME

Pandangan Friedrich A. Hayek

-          Menganggap adanya ketergantungan dengan negara
-          Apabila ekonomi bergantung pada negara maka negara akan mendominasi lalu mengarah pada sosialis.
-          Menganggap intervensi negara akan ekonomi selalu bersifat negative
-          Menolak distribusi kekayaan

Pandangan Ronald Reagan

      Sang mantan presiden Amerika Serikat memiliki pemikiran dalam ekonomi yang disebut “Reaganomics” dimana untuk memperluas pemotongan pajak (tax cuts) perlu mengurang belanja negara, meningkatkan belanja militer, dan menderegulasi pasar domestik. Hal ini dilakukan untuk mempernaiki keadaan stagflation (stagflasi) Amerika Serikat tahun 1976. Ronald Regan juga menyuarakan kembali pengakuan hak-hak individu.

Pandangan Milton Friedman

      Friedman mengutamakan dan mempercayai mekanisme pasar seutuhnya.

Kritik terhadap Liberalisme dan Neo-liberalisme
-          Bersifat tidak adil (mengutamakan egoistic individu)
-          Keuntungan hanya pada satu pihak
-          Tidak adil kepada pihak kecil dan memakmurkan pihak yang untung saja

Pengaruh liberalisme pada masa kini
      Pada masa kini liberalisme kembali muncul sebagai solusi dari berbagai keluhan di masyarakat. Ekonom dan pemerintah masih mempercayai dampak baik liberal. Liberalisme juga dinilai mudah dipahami dan dijalankan dalam ekonomi negara.

Heterodox Interventionist Liberals (HILs) dan Orthodox Economic Liberals (OELs)
1)      Orthodox Economic Liberals (OELs)
(a)    Mengutamakan kemampuan individu sepenuhnya
(b)   No intervention
(c)    Mengutamakan pasar, khusunya free trade
(d)   Negara sebagai penyedia fasilitas atau pendukung individu

2)      Heterodox Interventionist Liberals (HILs)
Tetap percaya akan kebebasan individu dalam ekonomi namun mendukung adanya intervensi negara.

No comments:

Post a Comment