Koordinasi dan Kolaborasi dalam Ekonomi Politik Global
Mengapa
Negara Bekerja Sama?
Dalam kepemilikan negara, terdapat
private good yang dimiliki oleh pihak swasta yang bertujuan untuk mendapat
keuntungan dan public good yang digunakan untuk kepentingan umum dan perlu
disediakan negara. Untuk memenuhi penyediaan public good dan mengambil
keputusan, negara perlu bekerja sama.
Contoh:
Ozon diperlukan oleh secara bersama oleh seluruh dunia sehingga diperlukan
kerja sama untuk melindunginya.
Bagaimana
Aktor Membuat Keputusan?
Cara
menjelaskan bagaimana interaksi antar aktor.
1)
Individual
Decision Making
Adalah
bagaimana individu mempertimbangkan keputusan sesuai keadaan.
(a)
Decision
Under Certainty
Adalah keputusan yang diambil negara apabila dalam
situasi terkendali.
(b)
Decision
Under Risk
Adalah
keputusan yang diambil negara di bawah keadaan yang berisiko atau keadaan
genting. Kemungkinan adalah kemenangan mutlak atau kekalahan mutlak.
(c)
Decision
Under Uncertainty
Adalah
keputusan yang diambil pada keadaan tak terdua, sehingga diperlukan
interdependence decision making.
2)
Interdependence
Decision Making Game Theory
Game theory
adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembuatan keputusan
pada saat dua pihak atau lebih berada pada posisi konflik.
(a)
Prisoner Dilemma
Dilemma
yang digambarkan dari sebuah permainan yang dianalisis dalam teori permainan
yang memperlihatkan kenapa dua individu mungkin tidak akan bekerja sama. Dalam
ekonomi, walaupun negara dapat bekerja sama, namun terdapat kemungkinan suatu
negara akan mengkhianati yang lain (sebagai free-rider). Kerja sama sulit
dilakukan karena individual lebih banyak menginginkan untung tapi takut rugi.
Pada kasusnya, seharusnya aktor bisa
bekerja sama untuk mendapatkan hasil
yang diinginkan tapi terkadang potensi keuntungan free rider membuat mereka
tidak melakukannya. Dalam EPG, prisoner dilemma dapat dilihat dalam
permasalahan perdagangan. Kesulitan untuk memonitor kebijakan perdagangan
domestic terkadang membuat negara memutuskan untuk keluar dari komitmen
perjanjian yang telah dibuat.
Contoh:
perang dagang antara AS dan Tiongkok.
-
Apabila
saling bekerja sama, maka akan terjadi pembagian keuntungan.
-
Apabila
saling tidak bekerja sama, satu pihak akan mendapatkan keuntungan penuh
sementara pihak lain akan merugi. Kondisi ini terjadi apabila salah satu pihak
merasa dapat menyaingi pihak lainnya.
Jalan
terbaiknya adalah dengan mengutamakan kestabilan dunia melalui institusi.
(b) Coordination
Game
Adalah situasi dimana pihak-pihak yang
terlibat di dalam konflik harus memilih di antara pareto efficient outcomes,
yaitu outcomes yang dimana aktor tidak bisa menjadi lebih baik jika tidak
membuat pihak lain jadi buruk. Terdapat pihak yang rugi untuk mencapai suatu
keuntungan, dimana suatu pihak harus tetap pada keputusannya, sehingga pihak
lain mengalah. Harus ada yang mengalah, biasanya yang tidak memiliki daya jual.
Pihak yang bertahan adalah pihak yang memiliki power lebih kuat dari pihak
satunya.
Dalam EPG, usaha yang dilakukan oleh
negara maju dalam memilih kebijakan ekonomi makro yang saling menguntungkan
adalah gambaran dari coordination games. Jika terjadi permasalahan dalam pasar
finansial dan nilai tukar, respon koordinasi oleh negara—negara terkemuka
adalah pilihan terbaik, tetapi setiap negara malah akan membuat kebijakan yang
sesuai dengan permasalahan domestiknya.
Contoh:
Sistem moneter internasional, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.
(c)
Assurance
Game
Situasi dimana tidak bisa memanfaatkan
peluang untuk bekerja sama meski tiap aktor sama-sama memiliki satu hasil yang
diinginkan, tetapi mereka tidak punya strategi dominasi. Ada situasi bekerja
sama namun aktor memilih tidak bekerja sama karena adanya insentif lain.
Kondisi ini dapat dianalogikan seperti dalam berburu, dimana hal yang diburu
tidak didapatkan, sehingga mencari hal lain sebagai ganti hasil berburu. Dalam
ekonomi, situasi yang sesungguhnya menguntungkan untuk bekerja sama, namun
terdapat hal lain yang menghalangi (seperti insentif).
Dalam EPG, dapat dilihat dalam pengaturan
stabilitas financial terutama bagi para finansial besar yang seharusnya bekerja
sama jika menginginkan hasil yang sama-sama diinginkan. Hal yang sama juga
terjadi pada stabilitas nilai tukar, terlihat dari collapse-nya Breton Woods
dan EMS, ketika negara-negara tidak bekerja sama dengan aktor dominan maka bisa
saja collapse. Dengan kata lain, tidak bisa mengharapkan big brother saja dalam
perekonomian.
Contoh:
Pengaturan stabilitas finansial bagi pusat finansial besar. Terdapat finansial
hub (kota yang memiliki institusi pelayanan finansial besar) seperti New York,
London, Tokyo (IFC), Boston, Milan, Singapur, Hongkong (RFC). Jika mengharapkan
bantuan negara “big brother” saja, maka ekonomi negara tidak berjalan baik.
(d)
Chicken
Game
Game yang menggabungkan 3 dimensi: kerja
sama – pilihan aktor, kemampuan aktor, dan komunikasi antar aktor. Chicken game
dapat dilihat saat aktor berbagi peran dalam menghadapi masalah. Harus ada yang
mengalah, biasanya yang memiliki power lemah. Aktor memiliki dua strategi
dominan dan 2 hasil equilibrium. Chicken game menggabungkan masalah dari
Coordination Game dan free riding dari prisoner dilemma.
Dilemma yang dianalogikan saat dua supir
yang ingin mengesankan penumpangnya dan akan bertabrakan, apabila kedua pihak
tetap pada posisinya maka keduanya akan rugi, sedangkan apabila satu pihak
mundur tapi pihak lainnya tidak, maka akan merugikan pihak yang mundur. Cara
terbaik adalah kedua belah pihak saling menghindari pertentangan dan bergerak
pada jalan yang berbeda.
Dalam EPG, (a) burden sharing antar aktor
dominan; (b) masalah stabilitas finansial dan moneter internasional, Amerika
Serikat dan Uni Eropa hanya akan komit jika pihak lain juga akan melakukan hal
yang sama; (c) meninggalkan kerja sama internasional saat aktor tidak setuju
dengan kerja sama asimetris.
(e)
Called
Bluff
Game asimetris, dimana satu aktor
memiliki pilihan prisoner dilemma dan aktor lainnya dengan pilihan chicken
game. Game ini adalah keadaan dimana apabila pihak kecil memiliki peluang
menang lebih besar dari pihak dominan. Outcome yang mungkin adalah, player beta
mendapatkan outcome yang diinginkan, sementara player alpha mendapatkan pilihan
buruk kedua. Player dengan sumber lemah atau kurang bergantung pada barang
(beta) bisa menjadi free rider bagi alpha.
Contoh:
Trade war antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Tiongkok yang harga barangnya di
bawah Amerika Serikat menyebabkan Amerika Serikat menginginkan Tiongkok
menaikkan harganya agar dapat bersaing sama dengan Amerika Serikat, namun
Tiongkok tetap pada posisinya.
(f)
Suasion
Keadaan dimana aktor memiliki pilihan
untuk bekerja sama dan akan untung apabila bekerja sama sedangkan aktor lainnya
memiliki pilihan chicken game.
Contoh:
Amerika Serikat mampu meyakinkan negara lain jika Tiongkok tak mau mengalah
maka negara lain harus menerima dampaknya.
(g)
Self
Help atau Institution
Self Help
Adalah saat dimana suatu pihak lebih baik
untuk melindungi dirinya sendiri dan dapat dilakukan apabila pihak tersebut
memiliki keadaan yang stabil dan modal untuk mempertahankan diri.
Contoh: Hal
yang dilakukan Tiongkok dalam Trade War
Karena
Tiongkok memiliki pasar domestic serta faktor produksi yang kuat sehingga tidak
terpengaruh dengan ancaman dan tindakan ekonomi Amerika Serikat.
Untuk melindungi diri sendiri maka
diperlukan adanya institusi.
Institusi
Adalah wadah bagi setiap pihak untuk
mendapatkan keuntungan bagi negaranya dan merupakan cara negara-negara kecil
utnuk melindungi diri dari dampak trade war. Terdapat 5 pandangan mengenai
institusi:
1)
Neo-realisme
Menganggap bahwa institusi bukanlah cara melindungi
negara ataupun mempunyai dampak baik dalam meningkatkan power negara dan
institusi hanya digunakan untuk memperkuat power negara (murni mencari
keuntungan).
2)
Neo-realisme
Institusional
Mempercayai rezim dapat mempengaruhi untung–rugi dan ikut dalam institusi adalah untuk
mendapat keuntungan atas dorongan adanya rezim.
3)
Neo-liberal
Institusional
Institusi ada karena perlunya koordinasi dan
kolaborasi yang pasti membawa pada keuntungan.
4)
Cognitivisme
Institusi ada karena para ahli yang mempromosikan dan
menyebarkan pemahaman bahwa institusi memiliki dampak baik.
5)
Konstruktivisme
Radikal
Institusi adalah hasil bentukan dari kebijakan
sehingga institusi dianggap sebagai hasil dari konstruksi sosial.
No comments:
Post a Comment